AnNahdliyah Gresik 344 7492334 Drs.H.M.Machit 1972 4. Lembaga Dakwah As Salam Babadan Rukun Gg. IX Ampel - KH. Abd. Gufron 1994 15. Nurush Sholikhin Wonosari Lor V/16 c 3767088 Drs.R.Ismail 2003 16. Al Ikhlas Sidotopo Kulon 39-41 70800449 Drs. Rayidi Nuruddin 2000 Baitul Jamil Taman Manyar Indah No.1 - Jurusno As,S.Ag 1996 409. Nurul GRESIK GNN . Kabar Duka menyelimuti Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gresik hari ini dikabarkan KH Muchtar jamil meninggal dunia. Kepastian tersebut beredar di Group Whatshap dan group yang lain di kabupaten Gresik saling meneruskan untuk dikirim. Detik - Dalam rangka menjalin sinergitas, Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto, SH, SIK, MM bersama Dandim 0817 Letkol Inf. Taufik Ismail, S.Sos, Mi. Pol menghadiri Safari Ramadhan 1442 H yang digelar Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani, SE (Gus Yani) bertajuk Rembuk Akur Warga di Pendopo Kecamatan Manyar. KH. Muchtar Jamil Bersamanisan Maulana Malik Ibrahim, yang wafat pada 12 Rabiulawal 822 H / 8 April 1419 M, juga dimakamkan di Gresik, mengukuhkan pendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui Persia dan Gujarat. Ada juga sarjana yang mengatakan batu nisan tersebut mirip kuil tembok Hindu di Gujarat. Cerita Sejarawan Gresik "KH Mukhtar Jamil" BupatiGresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) menghadiri kegiatan Motivasi Kerja dan Doa Bersama Awal Tahun 2022, yang diadakan DPUTR bersama DPKP Kabupaten Gresik, Juga diisi ceramah agama oleh KH Muchtar Jamil dan motivasi kerja oleh Bupati Fandi Akhmad Yani. BACA JUGA: Dalamkesempatan tersebut, Kapolres Gresik mendo'akan KH. Muchtar Jamil yang sedang sakit agar segera di berikan kesembuhan oleh Allah SWT, selain Itu kehadirannya juga menjadi pendorong dan semangat Kyai Muhtar Jamil untuk bisa segera sembuh dan melakukan aktifitas memberikan tausiah dan ceramah-ceramah agama seperti sedia kala. . – KH Muchtar Djamil dikenal sebagai tokoh agama. Beliau juga dikenal sebagai budayawan sejarah Islam di Kota Giri Gresik. Diantara kontribusi beliau adalah dapat terselenggara napak tilas Sunan Giri pada HUT Gresik beberapa tahun lalu. Tumpukan buku sejarah Islam tertata rapi di kursi kayu ruang tamu kediaman KH. Muchtar Djamil di Jalan H. Samanhudi, Kelurahan Bedilan, Kecamatan Gresik. Sebagian besar buku tersebut berisi tentang sejarah Islam. Buku-buku itu merupakan terbitan berbagai penerbit pada 1960–1984. ’’Ini masih sebagian,’’ ujar Beliau kala ditemui di rumahnya. Saat itu beliau duduk bersila dengan didampingi istrinya, Sri Astutik, serta Muhammad Tajuddin, salah seorang santrinya. Ketua Pusat Informasi Sejarah Islam dan Pusat Dakwah Puisi Pudak Gresik kala itu tersebut begitu bersemangat menceritakan perkembangan agama dan sejarah Islam. Juga, keprihatinannya terhadap minat anak muda dalam belajar sejarah agama Islam yang minim. Karena itu, beliau berinisiatif mengadakan acara napak tilas pada HUT Ke-530 Gresik. ’’Pawai budaya napak tilas Kanjeng Sunan Giri itu bagian dari mengingatkan sejarah Islam. Terutama anak-anak muda di Gresik,’’ ujar Kiyai Muchtar. Kecintaannya terhadap budaya Gresik dimulai pada 1991. Pensiunan dari kantor Kementerian Agama Kemenag Gresik tersebut mendirikan Puisi Pudak. Penggalian tentang sejarah para aulia tersebut bukan hanya dari buku-buku sejarah. Tetapi juga observasi di lapangan. Setiap Jumat malam Kiyai Muchtar mengisi pengajian. Materinya diselipi sejarah Islam. Selain itu, dia berdiskusi melalui grup WhatApps sampai dini hari. ’’Sebagian hasil diskusi telah dicetak dan disebarkan kepada para peziarah di Makam Nyai Ageng Pinatih Gresik dan para aulia lainnya,’’ kata Tajuddin, anggota Puisi Pudak Gresik. Kiai Tar, sapaan akrabnya, pun mengangguk. Ketika Kiai Tar berbicara tentang sejarah Kota Wali, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Belum selesai menjawab salam, muncul pemuda yang memakai helm. Dia adalah Fakhruddin Fakhri, anak semata wayang Kiai Tar. ’’Nah, D3 datang,’’ ucap Tajuddin yang membuat Kiai Tar tersenyum. Rumah tembok putih dengan pintu kelir hijau itu hanya dihuni tiga orang. Kiar Tar, istri, dan anak semata wayangnya. Sebagian orang menyebut penghuni rumah tersebut dengan istilah D3. Dai, doktor, dan dokter. Dai adalah personalisasi KH Muchtar Djamil. Doktor merupakan personalisasi Sri Astutik, pembantu dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel UINSA Surabaya, dan dokter adalah gelar Fakhruddin Fakhri. Kini dia menempuh program spesialis penyakit dalam di Fakultas Kedokteran Unair, Surabaya. Mereka memiliki kesibukan masing-masing setiap harinya. Sri Astutik setiap pagi mengajar. Fakhri menyelesaikan pendidikannya. Adapun Kiai Tar lebih banyak berdakwah. ’’Kalau lagi tidak ada pengajian, ya di rumah sambil membaca buku,’’ tuturnya. ’’Saya juga sedang menyusun bahasa Gresikan,’’ lanjutnya. Sebab, bahasa khas masyarakat Kota Pudak itu terancam punah. ’’Lahirnya bahasa Gresikan akan memperkuat budaya Gresik,’’ paparnya. Meski usianya menginjak kepala delapan, kondisi kesehatan Kiai Tar masih sehat. Pada 9 Maret lalu, ketika mengikuti kirab budaya, dia terlihat bugar saat naik-turun tangga Masjid Sunan Giri. Padahal, masjid tersebut berada di ketinggian 120 meter di atas permukaan air laut mdpl. Keseriusannya melestarikan dan menyebarkan sejarah Islam membuat Kiai Tar mendapat gelar Kanjeng Raden Aryo Tumenggung KH Dwijo Muchtar Djamil Adipuro dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Beliau wafat pada pukul WIB, hari Senin, 14 Maret 2022 di Rumah Sakit Semen Gresik Wallohu a’ - Sosok kiai berkharismatik asal Kabupaten Gresik KH Mukthar Jamil tutup usia pada usia 84 tahun karena sakit, Senin 14/3/2022. Almarhum meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Semen Gresik."Beliau wafat sekitar pukul WIB di Rumah Sakit Semen Gresik," ujar Kepala Rekam Medis Rumah Sakit Semen Gresik Mohammad Tajuddin. Baca juga Mustasyar PCNU Gresik, KH Mukhtar Jamil Meninggal DuniaMencintai ilmu Salah satu budayawan asal Gresik, Kris Adji AW mengaku sangat kehilangan dan berduka atas wafatnya Kiai Mukhtar Jamil. Baginya, selain dikenal sebagai tokoh masyarakat dan kiai yang sudah sepuh, Mukhtar Jamil sangat menguasai budaya dan sejarah Kabupaten Gresik. "Almarhum itu guru waktu saya masih SMA Sekolah Menengah Atas. Saya sangat kagum kepada beliau, karena selain mahir dan pandai dalam ilmu agama Islam, juga sejarah dan kebudayaan Gresik,” ungkap Kris. Selain itu, Kiai Mukhtar Jamil juga dikenal sangat paham sejarah tentang Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri. Baca juga Sumber Mata Air untuk Prosesi Siraman Putri Khofifah, dari Sumur Sunan Bonang hingga Sunan Giri

kh muchtar jamil gresik